Minggu, 07 Juni 2009

Jigsaw Classroom: Belajar Ala Permainan Jigsaw

Belajar ala permainan jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang paling banyak dipraktikkan (Silberman, 1996/2006). Entah di Indonesia, apakah sering dipraktikkan di sekolah-sekolah? Sepanjang hidup saya, saya tidak ingat pernah diberikan pembelajaran ala jigsaw. Namun, apa pun itu, patutlah dicobakan.

Metode ini salah satu variasi dari cooperative learning. Metode ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Kelas dibagi ke dalam kelompok. Tiap anggota kelompok mempelajari satu bagian materi. Tiap anggota kelompok yang mendapat bagian materi yang sama membentuk kelompok lagi untuk mendiskusikan bagian materi tersebut. Setelah itu, tiap anggota kelompok kembali ke kelompok awal mereka dan saling mengajarkan bagian materi kepada anggota kelompok lain.

Prosedur:
1. Pilih materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian atau segmen. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragaf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)

Contoh:
• Sebuah naskah biografi tokoh sejarah
• Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
• Daftar definisi
• Sejumlah artikel setebal majalah atau jenis materi bacaan pendek lain

2. Hitung jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil bagian-bagian itu kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, jika kelas terdiri dari 30 siswa. Materi pelajaran mungkin dapat dibagi menjadi 6 bagian.

3. Selanjutnya, dapat dibentuk kelompok kuintet (kelompok dengan 5 orang). Kita sebut saja “kelompok belajar bagian”. Tiap-tiap kelompok kuintet ini mendapat bagian materi yang sama untuk membaca, mendiskusikan, dan menguasai per bagian materinya.

4. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok “jigsaw”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap kelompok kuintet di kelas. Nantinya, akan terbentuk kelompok kuintet yang baru dengan bagian-bagian materi yang berbeda. (Atau, alternatif lain, kelompok “jigsaw” sudah dibentuk terlebih dahulu sebelum dibentuk “kelompok belajar bagian”.)

5. Perintahkan anggota kelompok “jigsaw” untuk mengajarkan satu sama lain dari hasil diskusi dan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.

Dengan demikian, tiap siswa mempelajari sesuatu yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu.

Gambar diambil dari http://img.tfd.com/wn/52/62CCB-jigsaw-puzzle.jpg

Referensi:
Santrock, J. W. (2008). Educational psychology (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Silberman, M. L. (2006). Active learning: 101 cara belajar siswa aktif (edisi revisi) (R. Muttaqien, Penerj.). Bandung: Nusamedia. (Karya asli diterbitkan tahun 1996).