Senin, 01 Juni 2009

Studi Kasus

Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metode belajar terbaik. Studi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam situasi atau contoh konkret, tindakan yang mesti diambil dan pelajaran yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi semacam itu di masa mendatang.

Prosedur:
1. Bagi kelas dalam beberapa kelompok (2-5 orang per kelompok). Perintahkan siswa untuk membuat studi kasus yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.

2. Jelaskan kepada siswa bahwa tujuan dari sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu.

3. Sediakan waktu yang mencukupi bagi kelompok untuk membuat situasi kasus singkat yang mengandung contoh atau isu untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevan dengan materi pelajaran di kelas.

Misal, kelompok membuat studi kasus berupa “Pengaruh Pembantu Rumah Tangga Pada Anak Di Rumah Yang Ditinggal Ibunya Bekerja”

Lalu, tiap kelompok menganalisis studi kasus tersebut. Agar lebih mudah, dapat dibantu pertanyaan-pertanyaan, seperti
“Apakah ada dampak pembantu rumah tangga terhadap perilaku si anak?”
“Apa yang terjadi jika proses sosialisasi anak lebih banyak dilakukan oleh seorang pembantu rumah tangga?”

4. Bila studi kasus ini sudah selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikannya di depan kelas.

Referensi:
Silberman, M. L. (2006). Active learning: 101 cara belajar siswa aktif (edisi revisi) (R. Muttaqien, Penerj.). Bandung: Nusamedia. (Karya asli diterbitkan tahun 1996).